JATENG,Wartaotonomibaru.com-Berita mengenai berbelitnya proses tes massal dan pemeriksaan virus corona yang dinilai menjadi kendala memutus wabah secara cepat menjadi perhatian pembaca Wartaotonomibaru.com sepanja Minggu 12 April 2020.
Pembaca sepertinya tertarik ulasan dari Ekonom Indef Drajat Wibowo yang menilai bila virus corona tak segera diatasi akan berdampak pada perekonomian dan dampaknya bisa besar atau justru meledak.
Selain itu, berita mengenai analisisi dari BMKG yang menyatakan dentuman beberapa kali yang terdengar dan membuat resah warga di Jabodetabek bukan dari aktivitas tektonik akibat erupsi gunung anak krakatau menjadi perhatian pembaca.
Pembaca juga mengamati berita mengenai sekelompok warga di Dusun Siwakul, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yang menolak pemakaman jenazah perawat berinisial NK (38 tahun) Kamis, 9 April 2020 lantaran terkonfirmasi positif virus Corona.
Lalu, yang juga jadi perhatian pembaca adalah pengakuan lima pemuda kelompok Anarko yang mengaku ingin mengajak masyarakat membuat onar dan rusuh di situasi wabah corona serta syarat sepeda motor yang bisa angkut penumpang saat pelaksanaan PSBB.
Berbelitnya proses tes massal dan pemeriksaan virus corona atau Covid-19, dianggap menjadi kendala dalam upaya memutus wabah virus mematikan ini secara cepat. Jika kondisi ini terus dibiarkan, perekonomian pun sulit untuk kembali berjalan.
Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad H Wibowo mengatakan perlu dilihat titik-titik lemah dalam upaya pemerintah memutus rantai penyebaran. Saat ini, memang menggunakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan baru Jakarta yang diizinkan oleh pemerintah pusat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulis, Minggu 12 April 2020. “Dentuman bukan karena aktivitas tektonik, sampai saat ini masih dicari sumbernya,” ujar Rahmat.
Pemakaman jenazah perawat berinisial NK (38 tahun) dua kali ditolak oleh sekelompok warga di Dusun Siwakul, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 9 April 2020. Jenazahnya ditolak lantaran terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku prihatin setelah mendapat laporan kejadian penolakan jenazah perawat covid-19 tersebut. Bagi Ganjar seorang perawat harus dihormati sebagai pahlawan kemanusiaan yang harus didoakan agar diberi kekuatan, kesehatan dan keselamatan selama menjalani tugas.
Polisi membeberkan motif lima pemuda yang merupakan kelompok anarcho syndicalism nekat coba membuat keonaran di masyarakat di tengah wabah virus corona atau covid-19.
Pada polisi, sementara mereka mengaku ingin mengajak masyarakat untuk membuat onar dan rusuh di situasi sekarang ini. Namun, hal ini masih terus dikembangkan oleh polisi.
(Drs. Rusdiantoro)