![IMG-20200413-WA0003](https://i0.wp.com/www.wartaotonomibaru.com/wp-content/uploads/2020/04/IMG-20200413-WA0003.jpg?resize=678%2C381&ssl=1)
AMERIKA SERIKAT, Wartaotonomibaru.com – Kabar miris datang dari Boston, Massachusets, Amerika Serikat (AS). Sejumlah veteran militer AS yang di tinggal di Home Soldier (Perumahan Tentara) Holoyke, meninggal dunia akibat terinfeksi Virus Corona atau COVID-19.
Menurut laporan Wartaotonomibaru.com, kabar ini diketahui dari Kejaksa Federal Massachusets yang akan mengadakan penyelidikan. Dalam laporannya, media yang membahas seputar militer AS ini menyebut bahwa ada 25 orang veteran yang meninggal dunia.
Kabarnya, para veteran ini tidak terurus dengan baik oleh pihak pengelola Home Soldier. Padahal, para veteran dan keluarganya juga diharuskan dirawat di dalam rumah. Tak cuma itu, minimnya fasilitas kesehatan juga ditengarai jadi penyebab kematian para veteran yang sudah lanjut usia.
Di sisi lain, Federal Bureau of Investigation (FBI) langsung digerakkan melakukan penyelidikan terkait meninggalnya 25 orang veteran militer AS.
“Sulit untuk melebih-lebihkan kewajiban kita terhadap kesehatan dan kesejahteraan veteran militer yang sudah lanjut usia dan cacat, terhadap keluarga mereka. Institusi Hak Sipil Federal secara khusus melindungi mereka yang terkurung dalam fasilitas negara seperti Perumahan Prajurit di Holyoke,” ujar Lelling.
“Kami melakukan penyelidikan secara agresif untuk memastikan keselamatan pasien (veteran militer) di masa yang akan datang. Saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para veteran yang meninggal saat dirawat di rumah. Kami akan turun sampai ke bawah untuk mengetahui apa yang terjadi di sini,” katanya.
Meninggalnya sejumlah veteran membuat publik dan media menuding pemerintah federal tak becus mengurus keluarga veteran di Home Soldier Holoyke. Hal ini pun langsung dibantah oleh seorang kuasa hukum pemerintah federal, Bennett Walsh. Ditegaskan Walsh, pihak pemerintah federal selalu memantau perkembangan yang terjadi di perumahan tersebut.
“Ada banyak laporan di media bahwa para pejabat negara tidak tahu apa yang terhadi di Home Soldier selama krisis COVID-19. Laporan-laporan ini palsu,” ujar Walsh.
“Kami menyediakan pembaruan informasi setiap hari, bahkan terjadi beberapa kali dalam sehari. Pembaruan ini dilakukan melalui telepon, pesan teks, email, panggilan konferensi dan laporan resmi tertulis. Pembaruan ini dilakukan oleh Sekretaris Layanan Veteran (DVS), Kantor Eksekutif Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (EOHH), dan Departemen Kesehatan Masyarakat (DPH),” katanya.
Hingga saat ini, AS masih menduduki posisi teratas kasus infeksi COVID-19. Total ada 558.620 kasus, yang menyebabkan kematian hingga mencapai 22.018 jiwa. Sementara itu, 32.748 pasien dinyatakan sembuh.
Ir. Noldy Maramis Kloudia Rompas
Wartaotonomibaru.com