JAKARTA, Wartaotonomibaru.com – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhony G Plate mengemukakan akibat penyebaran virus Covid-19 atau Corona, Indonesia dipaksa mempercepat transformasi digital. Hal itu karena Covid 19 memaksa masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan bekerja, belajar, berbelanja dan berdoa dari rumah.
“Covid 19 membuat kita dipaksa mempercepat transformasi digital. Ini yang kami kerjakan, berlarian dengan dampak yang ditimbulkan oleh virus ini,” kata Plate dalam Rapat Kerja (Raker) secara virtual (jarak jauh) dengan Komite I DPD di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Ia menjelaskan sebelum adanya Covid 19, kebutuhan internet lebih banyak didominasi dari kantor-kantor, sekolah, kampus, mal, pertokoan dan gedung-gedung tinggi. Kebutuhan itu pun lebih banyak terjadi di kota-kota. Namun dengan adanya Covid-19, kebutuhan internet meningkat dari rumah-rumah atau tempat hunian masyarakat.
Kebutuhan datang dari desa-desa hingga kampung. Kondisi ini memaksa operator membangun infrastruktur baru hingga menjangkau kecamatan, desa hingga kampung-kampung.
“Kita memasuki era baru, era digitalisasi. Ada bagusnya karena lalu bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk kebutuhan-kebutuhan kita,” jelas politisi dari Partai Nasdem ini.
Menurutnya, kementerian yang dipimpinnya terus meningkatkan infrastruktur jaringan dan satelit untuk menjawab transformasi digital tersebut. Saat ini, sudah dibangun fiber optic backbone 336.294 kilometer (km) dari operator non palapa ring dan 12.148 km dari pala ring. Kemudian ada 224.573 km jenis kabel INLAND dan 123.869 km dari kabel SKKL.
“Backbone berbasis serat optik sudah tinggi penetrasinya di Pulau Jawa. Kemudian sudah mulai masuk ke kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan Palapa Ring sudah masuk di Papua,” jelas Plate.
Dia juga menyebut jaringanmicrowave link sebagai perpanjangan dari backbone berbasis serat optik (backhaul) sudah massif digunakan. Wilayah-wilayah yang sudah menggunakan adalah Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, dan beberapa lokasi di Maluku dan Papua.
Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki sembilan satelit dan akan menambah dua satelit baru. Sembilan satelit itu terdiri atas 6 satelit telekomunikasi dan 3 satelit eksplorasi bumi. Sementara penambahan dua satelit baru ditergetkan selesai sampai tahun 2023.
“Satelit diharapkan menjadi solusi yang tepat guna untuk penyediaan jaringan di kondisi geografis Indonesia yang menantang untuk penyediaan jaringan terrestrial,” tuturnya.
David/ Steven