Perangi Mafia, Erick Pasang Penangkap sebagai Komisaris BUMN, Bento Terancam




2 0
Read Time:3 Minute, 13 Second

Wartaotonomibaru.com
JAKARTA-
Tak main – main, Erick Thohir atau disapa Erick semakin garang di kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Gebrakannya semakin hari semakin membuat ciut nyali para mafia. Setelah mendepak Dirut (Direktur Utama) dan direksi Garuda yang mana terlihat merupakan anak emas Rini Soemarno. Erick Thohir gerak cepat merombak kementeriannya. Struktur kementrian dirampingkan, anak cucu BUMN Erick babat habis. Kini kembali mengejutkan eks orba (orde baru) dengan menggandeng Carlo Tewu. Namanya tak asing karena sebelumnya diberitakan menangkap gembong teroris Imam Samudra. Selain itu, nyali besarnya juga sempat membidik salah seorang putra cendana. Orang seperti inilah yang mendapat kepercayaan Erick untuk menjadi tangan kanan sekaligus komisaris BUMN.

Mafia bercokol dimana saja. Ada mafia migas, mafia tambang, mafia perikanan dan banyak lainnya. Bekerja melalui peraturan yang ada. Karena di tubuh BUMN sendiri ada banyak oknum yang bermain dengan mafia. Inilah yang menjadi PR besar Erick. BUMN yang telah karatan selama puluhan tahun hampir mustahil dibenahi. Sama dengan negara yang telah lama digerogoti KKN setelah merdeka. Tapi, Jokowi dan Erick membuktikan kalau bisa membalikkan keadaan. Periode pertama Jokowi mungkin belum menemukan Menteri BUMN yang tepat. Periode kedua inilah saatnya berubah. Erick harus berani melakukan perombakan menyeluruh. Harus pintar menempatkan orang. Harus berani mengutamakan keberanian dan kejujuran. Kalau Ahok bisa dipasang di Pertamina dan terbukti membawa kemajuan. Begitu juga dengan seorang Carlo. Keberaniannya dalam menangkap teroris maupun anak Cendana patut diacungi jempol. Tentu kehadirannya diharapkan dapat membenahi BUMN yang dibawahinya. Karena mafia sudah merasuk di mana – mana. Bukan hanya mafia migas, tapi mafia tambang juga patut diwaspadai.

Carlo Brix Tewu atau Carlo masuk dalam jajaran komisaris PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Carlo kini menjadi ‘tangan kanan’ Menteri BUMN Erick Thohir. Menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang -undangan. Dalam catatan, Carlo merupakan lulusan Akpol 1985. Sebelum menjabat deputi di Kementerian BUMN, pernah menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam. Karir Carlo di kepolisian terhitung cepat karena prestasi yang dicapainya. Pada tahun 2001, Carlo merupakan anggota Tim Kobra beserta perwira lainnya. Berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto atau kerap dijuluki Bento. Yakni putra Presiden ke – 2 RI (Republik Indonesia) Soeharto. Mengungkap kasus pembunuhan hakim agung melibatkan Tommy Soeharto. Termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Langkah Erick kemungkinan bisa berarti simbol peperangan di tubuh BUMN. Seperti yang diketahui selama ini, BUMN menjadi pusat mafia hitam bercokol. Perusahaan yang memonopoli hajat hidup orang banyak tentunya menjadi kue lezat bagi semua.

Di Pertamina, Erick menempatkan seorang jenderal yang menemani Ahok sebagai komisaris. Di Bukit Asam, Erick lagi – lagi menempatkan seorang Carlo. Sebagai tanda awal bahwa mafia harus benar – benar diperangi. Kalau perlu menerkam segera di lapangan. Seperti kasus minyak zapati yang dioplas di lepas laut oleh Riza Chalid yang juga berkawan dengan Cendana. Saat itu mafia migas sempat konfontrasi dengan Kapolri. Sayangnya presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dinilai segelintir masih lembek. Malah memilih mencopot Kapolri. Kini era Jokowi tak boleh terulang. Justru pemerintah harus berpihak pada penegakan hukum dan mendukung aparat. Biarlah SBY berkawan dengan mafia dalam beberapa sudut pandang. Bahkan diduga dikabarkan dapat komisi dari Petral. Kini era Jokowi belum terlambat untuk memperbaiki keadaan. Lewat seorang Erick, berharap keadaan di BUMN berubah total.

BUMN yang awalnya jadi sapi perah segelintir elit, selalu buntung dan banyak beranak pinak. Tentunya harus berubah jadi produktif. Tak boleh lagi BUMN jadi ladang uang bagi mafia. Lewat restrukturisasi, BUMN juga akan diturunkan jumlahnya dari 142 menjadi 70an. Semakin gesit langkah pemerintah, semakin nyaring oposisi menyerang. Makanya tak heran belakangan ramai kembali isu PKI dan anti China oleh Cendana. Begitu juga isu kenaikan BPJS dan pemakzulan presiden oleh Cikeas. Padahal itulah teman – teman mafia bahkan bagian dari mafia itu sendiri. Semoga BUMN kedepan berorientasi pada keuntunagn yang sebesar – besarnya bagi rakyat Indonesia. Dengan keyakinan bersama, tentu semestinya tahu kalau pemerintah melangkah ke arah yang tepat. Urusan mafia, biarkan tangan kanan Erick seperti Carlo yang akan menghadapi. 

David/Susie
Wartaotonomibaru.com

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*