0
0
Depok, wartaotonomibaru.com – Tiga Partai kakap akan melawan Idria Desember 2020. Tiga pertai tersebut antara lain ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna, Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok, Farabi A. Rafiq dan tokoh Golkar saat mengadakan pertemuan di kediaman H. Sarmili di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, depok
Pertemuan Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok, Farabi A. Rafiq dengan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna yang difasilitasi tokoh senior Golkar Depok, H. Sarmili di kediamannya di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (20/07) malam berbuah manis.
Pasalnya, partai berlambang pohon beringin telah memberikan sinyal positif untuk bergabung dengan koalisi Gerindra-PDI Perjuangan (PDIP) di Pilkada Kota Depok 2020.
Farabi mengatakan, Golkar memang sering melakukan silaturahmi, terlebih saat ini dalam masa Pilkada yang sudah mendekati tahapan pendaftaran pasangan calon (Paslon) ke KPU pada 4-6 September.
“Kami harus banyak membuka pintu silaturahmi dan komunikasi. Sehingga, bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki kesamaan visi misi membangun Kota Depok menjadi lebih baik lagi,” tutur Farabi kepada Radar Depok.
Ia menegaskan, dari komunikasi yang dijalin selama ini dengan Gerindra dan PDIP, banyak menemukan kesamaan visi dan misi. Dari kesamaan ini, perlu dibawa ke ranah organisasi.
“Jika sudah resmi, nanti akan kami deklarasikan. Saya dengan Bang Pradi memang komunikasi intens, jelas ini sinyal kuat. Karena ini berkaitan dengan organisasi kepartaian, saya akan bawa dulu. Sehingga, dalam waktu dekat kita bisa deklarasi,” tegas Farabi.
Ia mengungkapkan, pihaknya memberikan sinyal akan bergabung ke Gerindra-PDIP, karena merasa dihargai sosok Pradi Supriatna yang dinilai Farabi sudah menghargai Golkar sejak lama.
“Sejak saya menjadi Ketua DPD Golkar Depok, hampir seluruh acara kami, Bang Pradi tidak pernah absen. Bang Pradi sebagai abang datang ke rumah saya memberikan ruang besar bagi Golkar untuk membangun Kota Depok. Menurut saya, ini sesuatu hal positif,” ungkapnya.
Setelah ini, lanjut Farabi, dirinya akan mengomunikasikan dengan pengurus DPD Partai Golkar Kota Depok.
“Jadi seakan-akan ada tiga orang di sini, di depan, Bang Pradi, Ibu Afifah dan Golkar. Demikian, walaupun Pilkada itu simbolnya dua. Itu yang membuat kami merasa dihargai,” lanjutnya.
Ditanya terkait kandidat dari Golkar, Farabi menegaskan, Golkar memang punya calon, tapi tidak memikirkan syahwat kekuasaan dan politik pribadi. Namun, lebih memikirkan bagaimana caranya menang bersama.
“Kalau punya calon, itu soal mekanisme. Tapi harus inget, Golkar kursinya lima, kami harus realistis juga, kalau Golkar asal Nyalon bisa, Namun menang atau tidak kan harus dipikirkan juga. Golkar ini pandangan bukan jangka pendek, kebetulan saya sendiri umurnya belum 40 tahun, artinya perjalanan Golkar panjang,” tegasnya.
Yang menjadi harga mati, Farabi mengungkapkan, Golkar harus punya kontribusi dan ruang gerak luas dalam kepemimpinan pemerintahan kedepan. Hal tersebut ditawarkan Pradi Supriatna.
“Saya pikir, jika ditawarkan demikian, Golkar punya ruang gerak tanpa harus ada calon di dalamnya. Saya lihat banyak keuntungan bagi partai. Sehingga, saya harus memikirkan kepentingan partai ketimbang kepentingan pribadi. Golkar 15 tahun kalah, kita harus ubah itu,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Pradi mengungkapkan, pihaknya memang memberikan peluang seluas-luasnya bagi rekan-rekan partai lain untuk bersama. Sebab, bagaimana pun, membangun Kota Depok tidak bisa sendiri.
“Tidak bisa one man show, harus melibatkan banyak pihak. Apalagi di organisasi dan partai memiliki banyak pemikiran dan masukan positif serta strategis yang dapat dituangkan dalam rencana pembangunan Kota Depok,” ungkap Pradi.
Dengan bergabungnya Golkar ke Koalisi Gerindra-PDIP sambung Pradi, menjadi semangat baru membawa perubahan di Kota Depok. (zis)
