Wartaotonomibaru.com, Pematangsiantar – Kegiatan PT. Guntur Persada Membangun ( PT GPM) yang saat ini tengah membangun perumahan bersubsidi di lokasi jalan Basuh Tangan Tambun Timur, kelurahan Tambun Nabolon, kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar. Mulai berdampak pada rusak dan hancurnya jalan lingkungan disekitar proyek. Hal ini akibat dari pengangkutan tanah yang dikeruk dari lokasi proyek pembangunan rumah kemudian dijual ke tempat lain, sebagaimana pengamatan WOB di lapangan, Minggu (30/08/2020).
Menurut salah seorang warga, SR (48). Proyek Pembangunan rumah bersubsidi yang bernama ” Perumahan Pesona Banten Residence ini, sejak awal pengerukan memang sudah menimbulkan pro kontra di masyarakat sekitar. Apalagi tanah kerukan yang memakai alat berat itu diangkut dengan dump truck yang setiap saat melintasi jalan utama komplek perumahan Bhayangkara Permai Jl. Tambun Timur. Pengangkutan ribuan kubik tanah yang memiliki nilai jual itu sudah berlangsung kurang lebih 3 bulan, dan berdampak mulai rusak dan hancurnya jalan yang semula dibalut aspal yang cukup mulus oleh Pemko Pematangsiantar.
“Namun, seiring berjalannya waktu, pelaksanaan proyek pengangkutan tanah yang dilintasi dump truck dan perharinya bisa mencapai ratusan trip pengangkutan jalan aspal yang semula kondisinya bagus itu kini lambat laun ada yang berlubang, retak-retak, pinggiran aspal hancur bahkan ada aspal yang menggelembung karena tidak mampu menahan beban tonase dump truck, katanya.
Warga Kelurahan Tambun Nabolon RT 001/002 dan 002/002 sebelumnya sudah pernah menolak pengerukan dan pengangkutan tanah ini secara resmi . Penolakan warga itu disebut, dibuktikan dengan surat resmi tanggal 14 Juli 2020 yang ditujukan kepada Walikota dengan tembusan DPRD Siantar, Kapolsek Kecamatan Siantar Martoba, Danramil Kecamatan Siantar Martoba, Camat Siantar Martoba dan Lurah Tambun Nabolon.
Salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya kepada WOB juga mengaku sangat kecewa, karena jalan yang sudah bagus di aspal kini sudah rusak. ” kondisi jalan ini sudah dirusak karena proyek yang hanya menguntungkan pihak pengusaha, tanpa memikirkan dampaknya pada orang-orang yang tinggal di sekitar proyek serta jalan perumahan kami ysng menjadi hancur. Belum lagi di depan proyek ada sekolah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) dan Sekolah Dasar (SD).Sudah tentu proyek ini sangat menganggu aktivitas sekolah, karena setiap hari kurang lebih seratus trip dump truck melewatinya.
“Siapa yang akan bertangungjawab atas kerusakan jalan ini, jelas kami warga terutama jalan yang depan rumahnya dilintasi dump truck yang paling dirugikan,” imbuh warga tersebut.
Warga sangat mengharapkan Pemerintah mau peduli atas keberatan warga yang sudah menyurati, agar jalan yang selama ini sudah diaspal Pemko Pematangsiantar bisa terjaga (S)