Jakarta, Wartaotonomibaru. Com –
Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia (Pusdokkes Polri) berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori operasi sumbing terbanyak selama pandemi COVID-19, Selasa 15 Juni 2021. Rekor ini juga diberikan bersama kepada Yayasan Smile Train Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI)
Kegiatan Bakti Sosial operasi bibir sumbing dan sumbing langit-langit dilaksanakan guna menyambut Hari Bhayangkara Ke-75, HUT Dokkes Polri Ke-75, dan HUT Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Raden Said Sukanto Ke-55.
“Terima kasih kepada Smile Train dan PERAPI telah membantu memberikan operasi bibir sumbing secara cuma-cuma, diharapkan acara bisa lancar dan baik dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Mabes Polri, Brigjen. Pol. Dr. dr. Rusdianto, M.M., M.Si., DFM di Hall Kapusdokkes Polri Jl. Raya Bogor 1 Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (15/06/2021).
Pertemuan via zoom ini secara nasional dan internasional jaringan Yayasan Smile Train ini disiarkan langsung dari Rumah Sakit Bhayangkara Pusat Raden Said Sukanto. Kapusdokkes mengatakan, sangat prihatin dengan banyaknya anak Indonesia yang mengalami bibir sumbing.
“Operasi yang dilakukan bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) dan Smile Train Indonesia hingga saat ini, sudah ada 750 anak yang dioperasi di 38 rumah sakit dan akan terus berlanjut,” terang Brigjen. Pol. Rusdianto.
Katanya, kegiatan bakti sosial ini dilakukan secara serentak di lebih dari 38 RS Bhayangkara di berbagai daerah di Indonesia. Dimana menargetkan setidaknya mengoperasi 1.000 anak penderita bibir sumbing di Indonesia.
“Kami turut prihatin akan tingginya jumlah kasus bibir sumbing di Indonesia. Oleh sebab itu, PUSDOKKES POLRI untuk kedua kalinya mengadakan Bakti Sosial Operasi Gratis Bibir Sumbing serentak, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Ini merupakan bagian dari dedikasi PUSDOKKES POLRI kepada negara untuk mewujudkan anak-anak Indonesia yang lebih sehat,” pungkas Brigjen. Pol. Rusdianto.
Sementara itu, Dr. dr. Irena Sakura Rini, MARS, Sp.BP-RE Wakil Ketua Umum Pusat PERAPI menjelaskan, banyaknya anak yang mengalami bibir sumbing dan celah rongga mulut merupakan PR bagi kita semua. Oleh sebab itu pihaknya, menyiagakan setidaknya satu dokter bedah di setiap kota untuk bisa memberikan operasi bibir sumbing.
“PERAPI mengirim dokter-dokter ahli operasi bedah dan estetik ke berbagai daerah untuk membantu RS Bhayangkara. Walau di tengah pandemi operasi ini terus kita lakukan sesuai protokol kesehatan,” kata Irena dokter spesialis bedah plastik ini.
Meurutnya, data menunjukkan bahwa setiap hari, ada 540 bayi di dunia yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan atau celah langit-langit. Yaitu kondisi terdapatnya celah di antara rongga mulut dan rongga hidung akibat ketidaksempurnaan proses penyatuan bibir dan langit-langit pada masa perkembangan janin.
Kata dr. Irena, anak-anak dengan kondisi ini berpotensi mengalami komplikasi kesehatan, dan bahkan dapat membawa dampak negatif terhadap kehidupan sosial anak akibat stigma yang ada di masyarakat. Anak-anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing beresiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, berbicara, serta beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
“Jika kondisi ini tidak segera ditangani, akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak dalam jangka panjang,” tandas Irena yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) DKI Jakarta.
Terakhir kata dr. Irena, bayi yang terlahir dengan bibir sumbing seharusnya sudah dioperasi sebelum menginjak usia 1 tahun. Sementara pada bayi penderita sumbing langit-langit, sebelum usia 2 tahun sudah harus diambil tindakan operasi.
Sementara itu Country Manager Smile Train Indonesia Deasy Larasati mengatakan, saat pandemi kegiatan operasi bibir sumbing gratis yang dilakukan oleh lembaganya sempat terhenti total selama enam bulan. Padahal sebelumnya lembaga nirlaba dunia ini selalu melakukan 600 operasi tiap bulan di Indonesia.
“Selama satu tahun terakhir, kita semua mengalami dampak pandemi. Termasuk kami di Smile Train Indonesia. Namun, kami tetap semangat untuk berupaya agar pasien-pasien kami mendapat pelayanan dan menjalani hidup dengan lebih baik,” kata Deasy
Kata dia, walaupun sempat tertunda dan harus menunggu lebih lama karena pandemi. Yayasan Smile Train Indonesia bersyukur operasi gratis bibir sumbing ini dapat berjalan kembali melalui kerja sama dengan PUSDOKKES POLRI dan PERAPI.
“Kita jalan terus di tengah pandemi Covid-19 sesuai protokol kesehatan. Kami terus menggelar Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing dan Sumbing Langit-Langit disepanjang Juni 2021. Kami lakukan serentak di 38 RS Bhayangkara yang ada di berbagai daerah di Tanah Air. Bahkan kegiatan operasi bibir sumbing di masa pandemi ini tercatat sebagai yang terbanyak menjaring peserta sehingga membuat rekor baru menurut MURI,” tukas Deasy.
Kegiatan ini mendapatan perhatian khusus dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai jumlah operasi sumbing terbanyak.
Jusuf Ngadri dari Dewan MURI mengucapkan selamat kepada Smile Train Indonesia yang bekerja sama dengan PUSDOKKES POLRI dan PERAPI yang memberikan layanan operasi sumbing gratis.
“Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) mengucapkan selamat kepada Smile Train Indonesia, PUSDOKKES POLRI, dan PERAPI atas terpecahkannya rekor operasi sumbing terbanyak selama pandemi. Kami mengapresiasi dedikasi mulia Smile Train Indonesia, PUSDOKKES POLRI, dan PERAPI yang telah berupaya untuk membantu pasien sumbing di Indonesia, bahkan di masa yang mendatang ini. Semoga di masa depan, makin banyak masyarakat Indonesia yang terbantu, demi kesehatan dan kesejahteraan bangsa.“ ujarnya.
(Inwi)
Pusdokkes Polri, PERAPI dan Yayasan Smile Train Indonesia Lakukan Operasi Bibir Sumbing ke 750 Anak Serentak di RS Bhayangkara
Read Time:4 Minute, 11 Second